Tentang Naswari Indonesia

NASWARI diinisiasi di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2024 sebagai sebuah gerakan solidaritas yang lahir dari urgensi untuk merespons tantangan multidimensional yang dihadapi oleh komunitas perempuan pekerja seks di Indonesia. Sejak awal berdirinya, NASWARI telah meletakkan visinya pada "terwujudnya komunitas perempuan pekerja seks yang berdaya dan sejahtera".

Lahirnya NASWARI dilatarbelakangi oleh sebuah realitas yang kompleks, di mana perempuan pekerja seks terjerat dalam apa yang dapat diidentifikasi sebagai Triple Burden: Kemiskinan struktural menjadi faktor pendorong utama, dengan mayoritas perempuan pekerja seks memiliki latar belakang pendidikan terbatas (36.6% SMP ke bawah) yang menghalangi akses ke pasar kerja formal. Kemudian, kriminalisasi secara de facto melalui berbagai peraturan daerah menciptakan lingkungan yang memusuhi, di mana hampir semua pekerja seks pernah mengalami kekerasan namun takut melapor karena stigma dan diskriminasi terhadap status pekerjaannya. Kondisi ini berdampak langsung pada krisis kesehatan ganda. Beban kesehatan mulai dari seksual-reproduksi, HIV, hingga mental. Prevalensi IMS seperti Klamidia (16.5%) dan Gonore (11.9%) berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, ditambah dengan beban kesehatan mental akibat stigma dan kekerasan yang berulang.

Pengalaman kolektif ini membawa NASWARI pada sebuah kesimpulan fundamental: "Perubahan yang sejati dan berkelanjutan bagi komunitas perempuan pekerja seks tidak dapat dibangun hanya di atas satu pilar intervensi saja. Sama seperti sebuah organisasi yang membutuhkan lebih dari sekadar pilar keuangan yang kuat, pemberdayaan komunitas ini menuntut sebuah pendekatan yang holistik dan terintegrasi".

Oleh karena itu, sejak awal, NASWARI merancang kerangka kerjanya dengan empat pilar program yang saling menguatkan: Pembangunan Kemandirian Ekonomi, Peningkatan Kapasitas melalui Pendidikan Holistik, Penciptaan Ruang Aman dan Sistem Perlindungan Hukum, serta Akses terhadap Layanan Kesehatan Terpadu. Pendekatan ini merupakan respons langsung terhadap data yang menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam perlindungan sosial—di mana hanya 46.1% yang memiliki BPJS—dan tingginya angka kekerasan, di mana 10.2% pernah mengalami seks paksa dalam setahun terakhir.

Memasuki fase awal pergerakannya, NASWARI mendorong perannya sebagai organisasi sumber daya bagi komunitas perempuan pekerja seks. NASWARI akan berupaya sebaik-baiknya untuk memobilisasi, mengelola, dan menyalurkan sumber daya dalam berbagai bentuk untuk mendukung kerja-kerja komunitas. Energi yang diperoleh akan dikonversi menjadi upaya penguatan, pemberdayaan, dan penjaminan keberlanjutan komunitas di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah merubah energi ini menjadi ruang untuk tumbuh bersama, ruang konsolidasi kekuatan ide dan gagasan, serta menjadi pemicu bagi terwujudnya perubahan sistemik untuk kehidupan perempuan pekerja seks yang lebih baik di masa depan.

150+

11

Simpul Naswari

Perempuan Pekerja Seks

Nilai-nilai:

  1. Empati

  2. Solidaritas

  3. Anti Kekerasan

  4. Anti Korupsi

  5. Inklusif

  6. Akuntable

  7. Kesetaraan Gender

  8. Perlindungan Anak

  9. Non-partisan

Struktur Organisasi